Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Untukmu calon imamku...
Maafkan aku yg telah
terlebih dahulu menyakitimu dengan masa laluku. Jauh sebelum kita
dipertemukan, maafkan aku yg pernah telah mengagumi dan mengharapkan hati yg
lain, mungkin itu bukan kamu.
Maafkan aku pula karena aku
sangat nyata meyakitimu meski dalam abu-abu. Sesekali mari berterimakasih pada
luka. Setidaknya, rasa sakitnya juga yg mengantarkan kita pada rasa lain
bernama bahagia. Semua kembali indah, ketika Allah dengan begitu baiknya
mengirimkan seseorang, kau, sebagai obat
luka..
Calon imamku…
Siapapun kamu, aku berharap
niat tulusmu karena Allah semata. Aku berharap cintamu mampu
membimbingku dan anak kita kelak menuju jannah-Nya.
Aku pun berharap…..
Niatmu menikahiku untuk
sama-sama beribadah, membentuk keluarga dunia akhirat :’)
Magnet menarik besi bukan karena
bentuknya, tapi karena kekuatan di dalamnya. Setiap cinta memang berhak untuk
diperjuangkan. Tapi, sebagai makhluk beradab mestinya kita tahu mana yg layak
diperjuangkan dan mana yg lebih baik disisihkan.. Mataku mungkin tak tertarik
dengan kegagahanmu. Tapi, hatiku tak bisa memungkiri kebaikan akhlakmu.
Duhai engkau…
Mungkin aku akan kau duakan,
karena mungkin sejak dari dulu kau mencintainya. Kau begitu mencintainya,
hingga aku tak kuasa memisahkanmu dengannya. Kau akan meninggalkan aku dan
anak-anak kita..
Aku akan tetap bersamamu
meski kau lebih setia padanya. Yaa, seperti yg kau tau, tak ada wanita yg ingin
diduakan. Namun aku amat bangga padamu jika kau menduakanku dengannya. Karena dengan
itu aku tahu bahwa kau lebih mencintai Allah dibanding aku.
Yaa, D A K W A H…
Aku rela kau duakan, jika
itu dengan dakwah. Karena dengan kesungguhanmu itu, dengan kecintaanmu yg besar
kepada dakwah, berarti pula kau mencinta Allah lebih dari siapapun. Jika kau
mencintai Penciptamu, maka aku yakin kau akan mencintai aku dengan cara yg
Allah ridhai..
Duhai engkau yg aku
harapkan, calon imamku..
Dimanapun kamu, aku yakin
kau sedang melakukan hal yg sama denganku, memperbaiki imanmu. Memantaskan diri
untuk menemukanku dan mempersuntingku…
Kau tau? Disini pun aku sama
sepertimu..
Ku perbaiki imanku,
kuperbaiki akhlakku, ku siapkan diri untuk menjadi istri dan sahabatmu dalam
suka dan duka. Ku siapkan diri ini untuk menjadi madrasah pertama untuk
anak-anak kita. Maaf, jika aku belum baik seperti yg kau idamkan. Namun kau
perlu tahu. Aku mencari seseorang yg sanggup saling memperbaiki diri. Aku tidak
mencari yg sempurna, aku mencari yg terbaik. Dan semoga kau adalah jawabannya :’)
Sabar itu tiada batas. Dan berdoa
itu tiada kata selesai. Serta penantian itu tiada kata bosan. Pagi, siang,
malam, doaku berjejal menuju langit-Nya, hingga lupa berapa banyak jumlahnya. Aku
hanya ingat bahwa aku mendoakan orang-orang terkasih, saudara seiman, dan juga
satu nama yg selalu terucap dalam hati, engkau.. aku tak ingin hanya
mencintaimu, tapi aku ingin mencintai Allah bersamamu. :’)
Kutunggu pertemuan itu, ku
tunggu pinanganmu yaa akhi :’)
Kau tau, aku begitu
mencintai seorang lelaki sedari dulu. Laki-laki yg merawatku dengan tulus
hingga aku dewasa sekarang. Yaa, dia adalah ayahku. Semoga laki-laki yg kucintai
dengan sepenuh jiwa setelah ayahku, adalah kamu :’)
Kelak, ketika kau memintaku
pada ayahku, mungkin ia akan berkata dengan sinar mata yg berkaca-kaca. Ia akan
berujar padamu, “Bisakah kamu menjaga anak perempuan saya seperti saya
menjaganya dari masih janin, sebelum secantik sekarang saat kamu pandang? Jangan
menyakitinya. Saya tidak rela jika seorang
pun menyakitinya. Termasuk kamu dan orang-orangmu (keluargamu)”
Setelah perjanjian berat itu
mengguncang Arasy-Nya, jadikan hatimu bagai lempengan baja. Tak mudah mengukir
sebuah nama, tapi setelah terukir ia tak mudah lagi untuk menghapusnya.
Semoga Allah menjadikan
pertemuan dan penyatuan kita dengan indah. Seindah cerita cinta Fatimah
Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib :’)
Allahumma aamiin…
Kau tahu
siapa yg kini namanya tak pernah kulupa dalam doa? Sederhana. Dia yg tersenyum
ketika membaca tulisan ini :) :D
-to be continue insyaa Allah-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar