Sabtu, 07 Juni 2014

Tentang C I N T A, L O V E (?)

Sebenarnya ada rasa ragu ketika akan ngeposting tentang hal ini. Sudah lama tulisan ini mengendap di laptopku. Dan entah mengapa, hati ini ingin berbagi kisah pada teman-teman semua. Semoga bisa diambil ibroh dari kisah klasik ini :’)


Tentang C I N T A. Setiap orang berhak jatuh cinta. Mencintai dan dicintai.

Tak ada salahnyakan? Bukankah cinta itu fitrah manusia? Ya, memang benar. Tapi, selanjutnya adalah bagaimana manusia mengelola perasaan cinta itu. Mengelola cinta yang hadir di dalam hati agar mendapatkan keberkahankah? Ataukah sebaliknya? Silahkan pilih, ingin keberkahan dari cinta itu atau murka dari Allah karena cinta?  Iihhhh sereeeem! :D

Talking about L O V E, apa sih yang ada dalam pikiran kalian?

Jatuh cinta? Menaruh hati? Pasti setiap insan pernah merasakannya. 

Aku?? Apakah aku pernah juga merasakan jatuh cinta?? Adakah diantara kalian yang menanyakan itu padaku? Oh, tidak ada. Yasudah, tak akan ku sampaikan disini. Namun, akan tetap kusampaikan disini :D #plak!

C I N T A, jatuh cinta. Ya, aku pun pernah merasakannya. Ikhwan dan akhwat aktivis dakwah pun tak terlepas dari ujian cinta. Bagi mereka, ketika rasa itu menghampiri, sungguh ini sangatlah sakit, tersiksa sekali hatinya. Sebisa mungkin, ia akan berusaha membunuh virus yang ada di dalam hati mereka sebelum virus itu tumbuh dan mengakar kuat. Virus Merah Jambu sangatlah berbahaya, karena VMJ itu, tidak sedikit barisan dakwah mulai merenggang meninggalkan jamaah. Jangan sampai kita termasuk diantaranya.

Jika hadir cinta di dalam hati, doakanlah ia, cintai ia dalam diammu. Kalau berjodoh, pasti Allah akan menyatukan kalian. Jangan pernah memaksa Allah menjodohkanmu dengannya. Karena kau tak tau apakah dia yang terbaik untukmu atau bukan. Makanya jangan sok tau. Berdoa saja, minta sama Allah agar diberikan yang terbaik.

Jaga pandangan, jaga hati, jaga interaksi. Saling mengingatkan yaa ;)  
Sebelumnya, author mau tanya nih. Emm, bagaimana perasaan readers ketika mendapatkan surat cinta? Yaa! Surat cinta. Apakah kalian merasa senang, hati terbang melayang, bangga, merasa diri hebat karena hal itu? Mungkin sebagian besar merasa seperti itu. Tapi diluar sana, ada hati yang menangis, sedih ketika mendapatkan itu. Kok bisa sedih? Bukankah senang kalo mendapatkan surat cinta? Bukankah tandanya kita itu istimewa di mata seseorang??


Don't be proud of every guys wants you.
Cheap items have many buyers.
Be a rare stone that only the pious man can afford you, reach and get you as in a HALAL relationship that is N I K A H :’)


TIDAK! Tidak semua orang berfikiran sederhana seperti itu. Manusia yang takut akan murka Tuhannya.

Debar hatiku membisik rindu
Ingin aku katakan kau gadis idaman
Adakah mungkin kau ku miliki
Untuk aku jadikan insan bernama kekasih (halal)

Keayuan yang tergambar
Lukiskan nur keimananmu
Bersulamkan keindahan
Santun perkataan
Bagai putih salju mendinginkan hangat perasaan
Mengusir segala resah di jiwa

Kusampaikan salam ucapan
dan merisik kabar berita
Masih adakah peluang untukku melafazkan cinta
Umpama rembulan jatuh ke riba
Mendengar kabar darinya
Padamu ku memendam rasa

PadaMu oh Tuhan ku memohon keredhaan
Nur kasih yang ku damba
Kekal hingga ke syurga

Hanya satu yang ku pinta, kebaikan dari-Nya
Moga dipelihara tulus cinta
Datanglah kasihmu dalam diriku
Menghiasi ruang hatiku
Akan ku sambutnya dengan sujud penuh kesyukuran

To the point aja yaa. Sekitar beberapa waktu yang lalu......

Tetiba, author mendapat syair yang sangat luar biasa puitis seperti di atas. Syair kutipan nasyid dari salah satu tim munsyid ternama.

Bagaimana perasaanmu ketika mendapat kiriman syair seperti di atas?? Senang? Bangga? Merasa teristimewa??

Tidak! Aku menangis ketika menerima itu. Karena, itu berarti aku telah merusak kesucian hati seorang ikhwan. Aku telah mengotori hatinya dengan adanya aku di hatinya selain Allah Ta’ala. Astaghfirullaah. Allah ampuni aku.

Sekarang apa yang bisa kulakukan untuk menyembuhkan hatinya? Haruskah aku pergi jauh sejauh mungkin? Menghapus setiap interaksi-interaksi kami dan menganggap seolah tak saling mengenal?? Sungguh, aku tak tahu jadinya akan seperti ini. 

YA! Aku berusaha sekeras mungkin menjauh darinya. Aku takut, aku bersalah padanya dan pada Rabb-ku. Aku ingin mensucikan hatinya, dan juga hatiku yang telah mengotori hatinya. Membuat hatinya tak lagi mencintai Rabb sepenuhnya, mengganggu setiap ibadahnya. 

Benci? Tidak.
Sedih? Tentu.
Lega? Mungkin.
Berat? Pasti.
Memutuskan untuk pergi, berat memang, tapi harus. Menjaga jarak itu penting, ketika diri tau bahwa ini yang terbaik yang bisa dilakukan saat ini. Ikhlas menerima ketentuan Allaah atas apa yang akan terjadi di hari mendatang.

Adakah masukan dari teman-teman?
Silahkan tinggalkan komentar di bawah ini.
Arigatou gozaimasu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar