Senin, 29 Juli 2013

Ibadah Malam di Puncak Ramadhan --



Lemas dan kurang energi saat puasa??
Absolutely not!
Menurut Profesor Fisiologi Universitas Chicagoo, Aj Carlson, puasa justru menghemat 10 persen energi tubuh, karena tidak adanya aktivitas mencerna makanan. Energi ini akan disimpan untuk menyembuhkan diri dan memperbaiki sel tubuh. It is the fact, readers!!
 

Tahukah Anda, energi inilah yang menjadi rahasia para nabi dan banyak orang shaleh dalam menjaga kualitas ibadah dan keyakinan tauhid mereka. How? Ternyata mereka memanfaatkan sisa energi tersebut untuk belajar pada malam hari, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Langit dan Bumi. Tak heran bahwa secara umum wahyu-wahyu Illahi yang membutuhkan tingkat pemahaman tinggi, banyak diturunkan pada malam-malam di bulan Ramadhan. Rasulullah saw. pun melakukan penataan ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam surat-surat yang tersusun sekarang pada malam-malam Ramadhan.


Mengapa ibadah malam begitu utama, apalagi saat Ramadhan? Malam adalah waktu saat tubuh kita melakukan detoksifikasi dan manajemen energi. Setelah tidur beberapa jam, otak mengalami tingkat kecerdasan maksimalnya pada dini hari. Saat inilah waktu yang sangat efektif memahamin Al-Qur’an. Bahkan dalam tulisan ilmiah Quranic Quotient Centre karya Rajendra Kartawiria, kecerdasan ini akan bertambah lagi pada malam bulan purnama. Radiasi dan gravitasi bulan purnama sebesar 0,7-0,8 MeV particles s-1 ster-1 cm-2, akan meningkatkan permukaan air laut di malam hari . subhanallah. juga menarik air dalam membran otak dan lebih menggetarkan sel-sel otak sehingga meningkatkan kualitas kesadaran dan aktivitas otak. Subhanallah . . . Maha Suci Allah :')


Namun, lebih dari itu semua, ada satu malam yang JAUH lebih ISTIMEWA dibanding malam lainnya. Beribadah pada saat itu dikatakan lebih baik dari seribu bulan. Dialah Lailatul Qadar. “Siapa beribadah di malam Lailatul Qadar dengan rasa iman dan mengharap pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari-Muslim)

Kajian ilmiah Quranic Quotient Centre menyebutkan bahwa keutamaan malam tersebut memang tepat jika dikatakan setara dengan keutamaan 1000 bulan. Mengapa? Karena, radiasi badai mattahari dengan siklus 11,7 bulan (1 tahun hjriyah) adalah sebesar 800 MeV dengan radiasi 1000 kali bulan Ramadhan; dan itu terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya saat Lailatul Qadar. Jika radiasi satu kali bulan purnama mampu  meningkatkan kualitas kesadaran dan aktivitas otak, bagaimana pula dengan 1000 kalinya?? Let’s say, Subhanallah . . .

Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa pada malam itu, para malaikat turun dari setiap langit dan dari Sidratul Muntaha ke bumi. Mereka mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan manusia hingga waktu terbit fajar. Para malaikat dan malaikat Jibril as turun ke bumi dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt. Mereka juga membawa setiap urusan yang telah ditetapkan Allh swt. ditahun itu hingga tahun yang akan datang.  

“Pada malam itu turunlah para malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadar: 4-5)

Jika demikian, mungkinkah kita berdiam diri membiarkan malam tanpa ibadah terutama saat puncaknya malam Ramadhan??? 
 Wallahu’alam bish showab . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar