Lemas dan kurang energi
saat puasa??
Absolutely not!
Menurut Profesor Fisiologi Universitas Chicagoo, Aj Carlson, puasa justru menghemat 10 persen energi tubuh, karena tidak adanya aktivitas mencerna makanan. Energi ini akan disimpan untuk menyembuhkan diri dan memperbaiki sel tubuh. It is the fact, readers!!
Menurut Profesor Fisiologi Universitas Chicagoo, Aj Carlson, puasa justru menghemat 10 persen energi tubuh, karena tidak adanya aktivitas mencerna makanan. Energi ini akan disimpan untuk menyembuhkan diri dan memperbaiki sel tubuh. It is the fact, readers!!
Tahukah Anda, energi inilah
yang menjadi rahasia para nabi dan banyak orang shaleh dalam menjaga kualitas
ibadah dan keyakinan tauhid mereka. How?
Ternyata mereka memanfaatkan sisa energi tersebut untuk belajar pada malam
hari, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta Langit dan Bumi. Tak heran
bahwa secara umum wahyu-wahyu Illahi yang membutuhkan tingkat pemahaman tinggi,
banyak diturunkan pada malam-malam di bulan Ramadhan. Rasulullah saw. pun melakukan
penataan ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam surat-surat yang tersusun sekarang pada
malam-malam Ramadhan.
Mengapa ibadah malam
begitu utama, apalagi saat Ramadhan? Malam adalah waktu saat tubuh kita
melakukan detoksifikasi dan manajemen energi. Setelah tidur beberapa jam, otak
mengalami tingkat kecerdasan maksimalnya pada dini hari. Saat inilah waktu
yang sangat efektif memahamin Al-Qur’an. Bahkan dalam tulisan ilmiah Quranic Quotient Centre karya Rajendra
Kartawiria, kecerdasan ini akan bertambah lagi pada malam bulan purnama. Radiasi
dan gravitasi bulan purnama sebesar 0,7-0,8 MeV particles s-1 ster-1 cm-2,
akan meningkatkan permukaan air laut di malam hari . subhanallah. juga menarik air
dalam membran otak dan lebih menggetarkan sel-sel otak sehingga meningkatkan
kualitas kesadaran dan aktivitas otak. Subhanallah
. . . Maha Suci Allah :')
Namun,
lebih dari itu semua, ada satu malam yang JAUH lebih ISTIMEWA dibanding malam
lainnya. Beribadah pada saat itu dikatakan lebih baik dari seribu bulan. Dialah
Lailatul Qadar. “Siapa beribadah di malam
Lailatul Qadar dengan rasa iman dan mengharap pahala dari Allah, akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kajian
ilmiah Quranic Quotient Centre
menyebutkan bahwa keutamaan malam tersebut memang tepat jika dikatakan setara
dengan keutamaan 1000 bulan. Mengapa? Karena, radiasi badai mattahari dengan
siklus 11,7 bulan (1 tahun hjriyah) adalah sebesar 800 MeV dengan radiasi 1000
kali bulan Ramadhan; dan itu terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya saat Lailatul Qadar. Jika radiasi satu kali
bulan purnama mampu meningkatkan
kualitas kesadaran dan aktivitas otak, bagaimana pula dengan 1000 kalinya?? Let’s say, Subhanallah . . .
Imam
Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa pada malam itu, para
malaikat turun dari setiap langit dan dari Sidratul
Muntaha ke bumi. Mereka mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan manusia hingga
waktu terbit fajar. Para malaikat dan malaikat Jibril as turun ke bumi dengan
membawa rahmat atas perintah Allah swt. Mereka juga membawa setiap urusan yang
telah ditetapkan Allh swt. ditahun itu hingga tahun yang akan datang.
“Pada malam itu turunlah para malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadar: 4-5)
Jika
demikian, mungkinkah kita berdiam diri membiarkan malam tanpa ibadah terutama
saat puncaknya malam Ramadhan???
Wallahu’alam
bish showab . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar